Uncategorized
Leave a Comment

6 Daya Magis Tana Toraja

Tana Toraja, sebuah daerah yang menyimpan daya magis dalam kultur yang luar biasa. Di tengah derasnya aruh modernitas, Tana Toraja masih mempertahan kepercayaan dan tradisi yang diturunkan turun-menurun. Contohnya adalah beragam tradisi dan ritual penguburan masih dilakukan hingga saat ini.

Menariknya, masyarakat Tana Toraja terbuka terhadap para wisatawan yang ingin melihat sedari dekat bagaimana tradisi dan ritual tersebut dilakukan. Tentu dengan catatan wisatawan tersebut menghormati dan berkelakukan sesuai dengan adat yang berlaku. Jangan sekali-kali melakukan sesuatu yang tidak sopan atau melanggar sesuatu, seperti menginjak tulang atau memindahkan tulang ketika berkunjung ke makam.

Buat kamu yang tertarik berkunjung ke Tana Toraja, kira-kira apa saja yang tidak boleh kamu lewatkan?

Lemo

Dikenal sebagai Kuburan Tebing Batu, di kuburan ini kamu akan melihat patung kayu manusia berukuran kecil (Tau-tau). Patung-patung tersebut dianggap wadah dari roh orang yang sudah meninggal. Di waktu yang sudah ditentukan, pakaian yang dikenakan di patung-patung itu diganti melalui upacara Ma’nene yang artinya menghormat kepada orang tua.

Londa

Tempat ini merupakan salah satu gua yang dijadikan sebagai tempat makam. Dari kejauhan, kamu akan melihat tebing curam yang dirimbuni hijau pepohonan dengan peti jenazah berwarna cerah diselipkan di celah-celah dinding tebing.

Kamu juga akan melihat makam gantung, peti mati yang disangga oleh kayu sehingga peti tersebut aman berada di atas tebing. Peti-peti ini milik kaum bangsawan atau orang yang memiliki kedudukan terhormat. Semakin tinggi posisi peti diletakkan, semakin tinggi posisinya di masyarakat ketika hidup.

Kedalaman gua makam Londa ini mencapai 1.000 meter dengan stalaktit dan stalakmit tersebar di berbagai tempat. Di gua ini, kamu akan menemukan banyak tulang dan tengkorak berserakan, tapi jangan sekali-sekali menyentuh, menginjak, atau memindahkannya.

Tampang Allo

Sama seperti Londa, Tampang Allo merupakan gua yang digunakan sebagai tempat makam. Salah satunya adalah kuburan penguasa Sanggala pada abad ke-16, Sang Puang Menturino beserta istri dan keluarganya.

Legenda yang dipercaya masyarakat, pada awalnya jenazah Sang Puang Menturino dan istri diletakkan di erong (peti mati dengan bentuk binatang) yang berbeda. Tetapi tiba-tiba erong Sang Puang Menturino kosong dan bersatu dengan istrinya.

Suaya

Kawasan ini merupakan tempat pemakaman raja pertama di Tana Toraja, Puang Sanggala bersama istrinya, Trangga Bulan yang hidup di abad ke-16.

Di kawasan ini pula terdapat kuburan pohon bayi. Kepercayaan Toraja kuno meyakini bahwa bayi dan anak-anak yang meninggal harus dikubur di sebuah pohon.

Rambu Solo

Sebuah upacara kematian di Tana Toraja yang diadakan pada bulan Juni, Juli, dan Desember. Tujuan utama dari upacara ini adalah penghormatan kepada yang telah meninggal dan dilangsungkan beberapa hari dengan menyembelih puluhan kerbau dan babi.

FOTO ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang

Desa Ke’te Kesu

Desa ini merupakan desa asli suku Toraja. Kamu akan melihat rumah adat Toraja berjajar yang dinamakan Tongkonan. Terletak di tengah hamparan sawah, desa ini berusia lebih dari 400 tahun

Desa ini dikatakan tidak berubah sama sekali sehingga kamu bisa merasakan sendiri secara langsung bagaimana budaya dan tradisi masyarakat kuno Toraja

Menarik bukan? Buat kamu yang mau berlibur ke Tana Toraja, Yuktravel memiliki banyak paket menarik. Kamu bisa lihat paket-paket tersebut di sini. Selamat berlibur!

This entry was posted in: Uncategorized

by

Yuktravel is Indonesia leading individual holiday and special interest travel operator. We connect our customers to beautiful destinations worldwide from exotic Maldives, romantic Santorini, historical India to cosmopolitan & natural Australia with the best itineraries travel deals.

Leave a Reply